Jumat, 06 Januari 2012

Jatuhnya Phobos-Grunt Mencerminkan Teknologi Rusia

Wahana antariksa Phobos-Grunt akan jatuh antara tanggal 9-20 Januari 2011. Ada potensi wahana itu jatuh di Indonesia.

Dugaan terkuat, wahana ini jatuh karena tidak berfungsinya instrumen Star-Tracker yang berguna untuk navigasi serta kehabisan bahan bakar akibat panel surya membelakangi Matahari.

Astronom Ma'rudn Sudibyo mengatakan bahwa jatuhnya Phobos-Grunt bisa menjadi gambaran teknologi antariksa Rusia saat ini.

"Rusia secara teknologi memang berbeda. Mereka umumnya tidak menyertakan sistem bantuan," ungkap Ma'rudin saat dihubungi, Jumat (6/1/2012).

Tak adanya sistem bantuan menyebabkan wahana akan mudah gagal menjalankan fungsinya begitu ada permasalahan.

Menurut, Ma'rufin, satelit yang ngadat di orbit bukan hanya masalah Rusia. Amerika pun pernah menghadapi masalah ketika satelit militer Advanced Extremely High Frequency - 1 (AHEF-1) yang diluncurkan tahun 2010 dengan roket Atlas bermasalah karena roket pendorongnya ngadat.

"Namun beda dengan Phobos-Grunt, AHEF-1 punya backup thruster meski kecil. Menggunakan backup ini dan melewati 500 manuver selama 14 bulan, akhirnya sekarang AHEF-1 sudah menempati posisinya dan tinggal menjalani testing hingga Maret besok sebelum operasional selama 14 tahun ke depan," papar Ma'rufin.

Gagalnya peluncuran Phobos-Grunt bisa dibikatakan semacam "kutukan" bagi misi Mars Rusia, sebab sebelumnya Rusia juga telah beberapa kali misi ke Mars namun gagal. Tahun 2011, Rusia juga mencatat 3 kegagalan misi antariksa, yakni peluncuran Rockot, pengiriman kargo ke International Space Station (ISS) dan peluncuran Soyuz. Sepertinya Rusia masih harus bekerja keras.

Sumber : kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat anda berkomentar,mohon jangan menulis kata-kata yang kotor dan menulis kata-kata yang tidak berkaitan dengan Artikel yang anda baca.Selengkapnya,silakan baca disini.Jika anda melanggarnya,komentar yang anda sampaikan akan saya hapus.